Puisi Hasan Aspahani
Berjalan di Jakarta Sambil Menafsirkan Bob Dylan
1.
CINTA tak terdengar di kotak suara
tak berjejak di balairung istana
tak dibicarakan di kantor ketua partai
Mereka memakai jas dan baju dinas
menyembunyikan rencana-rencana besar
pemindahan kekuasaan, pembagian wilayah kejahatan
Puisi Ramoun Apta
Mencabut Batang Pinangan
Kayu-kayu bendungan itu sudah kulepas,
Keranjang pukat itu sudah aku angkat,
Bahkan, kini tak ada lagi tunggul kecik
Penghalang bagi itik yang hendak mudik. Baca entri selengkapnya »
Puisi Ook Nugroho
Laut
Tak ada kata pertama
dalam puisi. Kita hanya ombak sepercik
tercemplung dalam buas
samudra. Mungkin ada yang masih
bermimpi menemu pantai –
serupa garis semu
antara tuju dan asal. Lupakan
tiada yang kita pahami
di luas tak berbelas ini. Baca entri selengkapnya »
Puisi Mashuri
Sowan
akhirnya sampai juga aku di tepi danaumu, mencicipi
bening tirta, mencoba menjadi pengail dekil yang tak
berharap dapat menangkap ikan-ikan purwapurna, kerna Baca entri selengkapnya »
Puisi Aslan Abidin
Abu George Bar Damaskus
mari tuan, aku tuangkan
minuman ke gelasmu. kosongkan dan
aku tuangkan lagi. sampai pagi,
sembari bernyanyi. Baca entri selengkapnya »
Puisi Deddy Arsya
Tangsi untuk Ahmad Marzoeki
Di situ, empat orang raja, duduk bersila
di atas munggul kayu tua. Ada tiga orang tuanku
menitah pada burung, seperti bunyi gesek aur bunyi titahnya,
melewati sebuah lembah, di garis matahari naik matahari turun,
di tepi jalan besar tuan komandur, dengan kereta angin, Baca entri selengkapnya »
Puisi Afri Meldam
Andaikan Kita Tersesat di Perut Hutan
kita membelah sebatang pohon damar
bukan untuk meniru Nuh yang akan mengarungi lautan
kita ayunkan kapak paling besar hingga pengar
“inilah pintu ke dalam perut hutan!” Baca entri selengkapnya »
Puisi Kurnia Effendi
Tiga Ziarah
– Syeikh Sadzali
Angin mengendap ke lembah – ke arah
jurang grawah. Memberi saat dan tempat
bagi salawat: berduyun memanjat langit liat Baca entri selengkapnya »
Puisi Fitra Yanti
zikir jantung
irama yang merambat tengah malam
adalah gelombang theta dari lafal
nama yang kusaru
dalam masyuk rindu
2019
Puisi Didik Wahyudi
Titik
Di balik tubuhnya kita tidak melihat
Kuda perangnya
Gajahnya yang berjalan serong
Dan merobek pertahanan lawan
Dan si menteri yang piawai memainkan
Segala jenis pedang