PUISI F AZIZ MANNA
Mungar
kelahiran bukanlah kedatangan
kematian bukanlah kepergian
rumah adalah rumah
semoga tuhan memantapkan hati kami
kekosongan yang menyembur dari sumur hanya ilusi
jalan di muka pintu yang diteriki matahari
kami akan bertahan di lingkar tanggul ini
meski angreman telah mungar sebelum jadi
jika kau pulang, sungguh kau akan mengerti
sebab kelahiran bukanlah kedatangan
kematian bukanlah kepergian
rumah adalah rumah
semoga tuhan memantapkan hati kami
Sidoarjo, 2012
Poronganyar
menghindar sunyi
sunyi yang lain menghampiri
mulut adalah kepala yang kosong
lengan yang dimakan lepra
hanya desis di lubang cacing
o, bapak dari seorang lelaki
yang menenggelamkan kampung kami
dunia kehilangan bentuk
hanya kenangan teronggok di tanggul-tanggul
angin menguing
gemuruh debu dan kerikil
sampan kami karam
dayung tertimbun
di patung ombak
Anyer, 2012
Hujan, Payung dan Mulut
yang Lepas dari Kepala
/1/
pagi seperti senja
hanya dingin dan kelam yang bertambah
kami diam
menerawang bebulir air
berjatuhan
musim menjelma tanda yang susah dibaca
seperti raut wajahmu seperti kampungku
dan kami diam
menerawang
seperti menunggu isyarat
yang lain
/2/
hujan memintal debu
mengental di situ kami dan saudara kami
berdiam darah kami
hitam
mata kami
buram
pikiran kami
kelam
seluruh hidup
suram
(semoga bangkai-bangkai tikus dijauhkan)
dunia hanya diterangi kilau kilat
nyata sekejab, lebih lama gelap
tak ada cinta tak juga dosa
peluit yang ditinggal telinga
mulut-mulut yang lepas dari kepala
/3/
malam kelam melesat
kan gemuruh hujan
tanggul melembung
lumpur mengembung
tubuh kami
tubuh kami
sudet
seset
ini luka
tak sudah-sudah
atap-atap, payung-payung
retak rusak
Sidoarjo, 2012
F Aziz Manna bermukin di Sidoarjo, Jawa
Timur. Buku puisinya berjudul Siti Surabaya
dan Kisah Para Pendatang (2010) dan Wong
Kam Pung (2010)
KOMPAS, MINGGU, 12 AGUSTUS 2012
Tinggalkan Balasan